28 Maret 2009

PTK versus PTK......???

PTK vs PTK


Pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap informasi yang diperoleh sangatlah bervariasi.Hal itu pula yang saya rasakan ketika berdiskusi tentang Penelitian Tindakan Kelas atau yang lebih populer dengan istilah PTK. Mungkin sudah hal yang basi jika baru sekarang saya ikut-ikutan menulis tentang PTK. Di saat orang-orang sudah mulai meninggalkan PTK karena ada yang lebih baru dan lebih ngetrend saya baru merangkak menapaki PTK dan serba-serbinya. Untungnya saya biasa mengikuti pepatah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.. ha...ha...ha.
Pemahaman yang sangat beragam tersebut sebenarnya tidaklah menjadi masalah asalkan memiliki kebenaran secara konsep, dengan kata lain disertai dengan argumen yang masuk akal. Saya hanya memaparkan tentang perbedaan konsep di antara para mahasiswa pasca sarjana tentang konsep PTK(dan saya termasuk mahasiswa lho...he..he). Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan pemahaman yang beragam tersebut, diantaranya: 1) mahasiswa mempersepsikan lain setelah mendengar kuliah dari dosennya, 2) mahasiswa mengikuti kemauan pembimbing tesisnya masing-masing yang kemungkinan juga memiliki pemahaman yang beragam terhadap PTK, 3) ini alasan yang paling menyedihkan he...he...mahasiswa ’copy paste’ dari laporan penelitian tesis yang sudah ada di perpustakaan hanya untuk cepat-cepat mendapatkan selembar ijazah saja.
Kesalahkaprahan dalam memahami konsep PTK menurut saya karena kebanyakan orang belum tahu filosofi PTK itu sendiri, dan kebanyakan orang-orang berangkat dari penelitian kuantitatif yang karakteristiknya berbeda dengan PTK. agar tidak penasaran silakan menyimak tulisan berikut ini, jika tidak sependapat pembaca
1. Posisi PTK dalam jenis penelitian (Qualitatif dan Quantitatif)
Menurut saya PTK tidak termasuk sebagai penelitian Quantitatif maupun penelitian Qualitatif. PTK berdiri sendiri, hanya saja dalam analisis datanya memang kita menggunakan kedua jenis penelitian tersebut. Ada data secara quantitatif, misalnya data tentang tes hasil belajar siswa untuk mengukur kemampuan atau pemahaman siswa, ada pula data kualitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan proses penelitian dalam PTK. Tenatang implementasi dan keberhasilan strategi yang dipilih dalam penelitian.
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa PTK merupakan gabungan dari penelitian qualitatif dan penelitian quantitatif, mohon maaf jika saya tidak sependapat dengan hal itu. Jika memang gabungan kedua jenis penelitian tersebut, maka seluruh karakteristik 2 penelitian tersebut harus ada dalam PTK. Kenyataannya PTK memiliki karakteristik sendiri yang khas, yang tidak kita temukan dalam penelitian jenis lain. Yaitu adanya siklus dalam PTK.
Ada lagi yang malu-malu (ini istilah saya lho...) mengatakan dengan jelas bahwa metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah PTK, saya katakan malu-malu karena mereka masih menyebut metode penelitiannya adalah Kualitatif hanya jenisnya adalah Penelitian Tindakan Kelas. Yang sering menjadi pertanyaan saya, mengapa tidak langsung saja menyebut PPTK???...menurut saya PTK bukan subset dari penelitian Qualitatif. Jika tidak sependapat dengan saya tidak apa-apa lho....
2. Ukuran keberhasilan sebuah siklus PTK
Suatu siklus dalam PTK dikatakan telah berhasil atau belum berhasil dapat diukur dari pencapaian target yang telah ditentukan, yaitu berupa kriteria keberhasilan. Bila pencapaian hasil sudah seperti yang ditergetkan, maka siklus tersebut sudah bisa dikatakan berhasil. Tetapi bila belum sesuai target, maka strateginya harus direvisi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
Siklus kedua dan seterusnya, ukuran keberhasilan diukur dengan membandingkan prestasi/dampak yang telah dicapai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditargetkan, bukan dibandingkan dengan hasil sebelum siklus 1 atau hasil pada siklus 1.
Nah...., banyak pendapat yang saya dengar bahwa keberhasilan siklus dari PTK itu dilihat dari perbedaan antara tes awal dengan tes akhir dalam tahap evaluasi. Jika memang seperti ini, mohon maaf saya kok tidak sependapat ya. Padahal mereka mengatakan bahwa tes awal itu dilakukan pada saat tahap pra penelitian(pendahuluan) untuk mendapatkan permasalahan yang akan ditangani dengan strategi dalam penelitiannya. Kan jadi tidak sejajar posisinya. Yang lebih fatal, apakah tes awal yang dilakukan peneliti pada studi pendahuluan itu masuk sebagai data yang ikut dianalisis?Posisi tes awal yang bahasa kerennya ’pre-test’ dan tes akhir atau ’post-test’ dapat dibasa poin kedua berikut.
3. Posisi pre-test dan post-test dalam PTK
Dalam PTK, tujuan penelitian adalah mengembangkan suatu strategi yang bisa berhasil membantu siswa menyelesaikan masalah pembelajarannya. Adapun tahapan penelitian yang dapat dilakukan adalah: 1) memilih satu kelas tertentu sebagai tempat penelitian, boleh kelasnya sendiri dan boleh juga memakai kelas orang lain asal peneliti tetap berkolaborasi dengan guru bidang studi yang mengajar di kelas yang telah dipilih itu, 2) mengidentifikasi masalah pembelajaran yang dihadapi oleh kelas tersebut, bisa diakses dengan test awal, dengan observasi, atau dengan melihat dokumen yang sudah ada, 3) memilih strategi spesifik yang dianggap paling cocok untuk menyelesaikan masalah pembelajaran tersebut (Planning), 4) mengimplementasikan strategi tersebut (implementing), 5) mengamati keberhasilannya berdasar prestasi yang ditargetkan (observing and reflecting), 6) merevisi strategi untuk diimplementasikan lagi pada siklus berikutnya bila prestasi yang ditargetkan belum tercapai atau masalah yang dicoba untuk pecahkan belum teratasi.
Sedangkan pre-test dan pos-test biasanya digunakan dalam rancangan penelitian jenis causal design, bukan jenis PTK. Pada penelitian dengan rancangan causal design, suatu strategi dipilih untuk diuji efektifitasnya, pengaruhnya melalui perbandingan prestasi pre-test dan post-test. Tahapannya adalah: 1) strategi dipilih untuk diuji efektivitasnya, 2) satu kelompok dipilih sebagai subyek experimen yang akan diberi perlakukan dengan menggunakan strategi yang telah dipilih, 3) kemampuan awal diukur dengan pre-test, 4) perlakuan diberikan dengan strategi yang telah dipilih, 5) keberhasilan belajar setelah diberikan perlakuan diukur dengan pos-test, 6) hasil pre-test dibandingkan dengan post-test untuk mengukur tingkat signifikansi perbedaannya. Hasilnya adalah sebuah pernyataan apakah strategi tersebut efektif atau tidak efektif dari aspek hasil atau dampaknya. Tidak ada tahapan revisi terhadap hasil strategi tersebut.
4. Tahap Planning (Perencanaan)
Planning di Bab 3 berisi tentang strategi yang akan dikembangkan, akan direvisi, ditambah, ataupun dikurangi. Strategi di Bab 3 adalah yang akan dikembangkan. Bukan laporan yang telah dilaksanakan.dalam penelitian jenis lain, Bab 3 tentang metode penelitian berisi laporan proses kegiatan penelitian, seperti design penelitian yang telah digunakan, proses pemilihan sample yang telah dilaksanakan, instrumen pengumpulan data yang telah dikembangkan dan digunakan, pengumpulan data dan analisis data yang telah dilaksanakan dalam penelitian tersebut.
Contoh yang mungkin tidak rasional (menurut saya lho...) banyak peneliti yang menuliskan bahwa pada tahap planning peneliti masih akan menyusun/merancang instrumen pengumpul data penelitian yang biasanya meliputi lembar observasi, lembar kerja siswa, tes hasil belajar, dsb. Logikanya jika masih harus menyusun/merancang masih akan dibutuhkan waktu yang lama untuk menjadi siap untuk digunakan dalam penelitian. Sedangkan dalam tahapan PTK peneliti harusnya sudah siap beraksi dengan ’action’nya sesuai strategi /skenario pembelajaran yang dipilih.
Menurut saya, akan menjadi lebih efektif dan efisien jika pada tahap Planning peneliti tinggal menyiapkan semua instrumen yang akan digunakan sebagai pengumpul data penelitian, mengadakan simulasi dengan tim peneliti (jika penelitian dilakukan secara kolaboratif partisipatoris), tujuannya untuk menyamakan persepsi terhadap model dan strategi pembelajaran yang akan diimplementasikan dalam penelitian, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam penelitian seperti media/alat peraga jika ada.
5. Data yang dikumpulkan pada tahap observation
Tahap observasi(observation) adalah kegiatan pengumpulan data dalam PTK. Data hasil dari pengamatan yang bisa dilakukan sesuai dengan sifat datanya( misalnya kemampuan diamati dengan test, minat diamati dengan angket, suasana kelas diamati dengan merekan apa yang terjadi di kelas, dsb) akan digunakan sebagian dari bahan refleksi untuk menentukan apakah strategi yang telah diimplementasikan telah berhasil memecahkan masalahnya atau belum. Bukan untuk kepentingan lainnya. Jadi kalau diungkapkan dengan pertanyaan, maka peneliti pada saat melakukan pengamatan (pengumpulan data) akan bertanya, ” seberapa jauhkah strategi yang sedang dicobapecahkan? Sehingga data yang dikumpulkan adalah hal-hal terkait dengan dampak dari strategi yang diimplementasikan, bukan kegiatannya sendiri.” (bingung ya....:)) karena kegiatan peneliti(guru) dalam mengimplementasikan strategi bukan termasuk data.
Kesalahan yang sering terjadi, yaitu membuat check list untuk kegiatan guru dan siswa untuk mengecek apakah strateginya telah dilaksanakan seperti skenarionya atau belum. Jika data ini yang dikumpulkan maka data tersebut kurang bisa digunakan sebagai bahan refleksi untuk menilai strategi, karena data tersebut tidak berkaitan dengan ukuran keberhasilan strategi. Menurut saya, data tentang kegiatan guru dan siswa tetap harus diamati, tetapi kapasitasnya adalah untuk memperbaiki implementasi, atau memperbaiki kemampuan guru dalam mengimplementasikan strategi
6. Menyusun laporan PTK
Hasil penelitian biasanya dituliskan di Bab 4 yang berisi hasil penelitian dan pembahasan terhadap hasil penelitian tersebut. PTK melibatkan tahapan planning, implementing, observing, dan reflecting. Dengan tahapan-tahapan itulah dihasilkan produk PTK yang dilaporkan pada Bab4.
Menurut saya, Bab 4 pada laporan PTK tidak berisi proses penelitian, tetapi benar-benar berisi tentang hasil penelitian. Sehingga yang perlu dilaporkan adalah: 1) hasil refleksi pada siklus pertama, 2) apakah indikator keberhasilan yang telah ditargetkan telah tercapai atau belum, 3) bila belum tercapai dan perlu diteruskan lagi ke siklus berikutnya, revisi apa tehadap strategi yang telah digunakan pada siklus pertama untuk diimplementasikan pada siklus berikutnya, revisi apa terhadap strategi yang telah digunakan untuk diimplementasikan pada siklus berikutnya, dst.
7. Menuliskan kesimpulan pada laporan PTK
Kesimpulan penelitian adalah jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan dalam penelitian tersebut. Oleh karena itu kesimpulan harus menjawab pertanyaannya. Karena pertanyaan PTK adalah bagaimana menyelesaikan masalah dengan suatu strategi tertentu, maka jawabannya harus suatu prosedur pemyelesaian sesuatu yang kemudian didukung bukti bahwa masalahnya telah terpecahkan dengan strategi tersebut. Jadi isi kesimpulan PTK tidak sama dengan kesimpulan untuk penelitian jenis causal design ataupun corelational design, yang biasanya memang diformulasikan dalam suatu proposisi: Karena............, maka ................(untuk causal design), atau :Semakin .............., maka semakin .......................(untuk corelational design)
8. Produk PTK
Dalam PTK peneliti berperan ganda, yaitu sebagai guru dan sebagai peneliti sekaligus. Sebagai guru, dia harus menyelesaikan masalah pembelajaran, sebagai peneliti dia harus menghasilkan karya ilmiah, yaitu produk yang berupa strategi pembelajaran yang telah berhasil dia gunakan untuk menyelesaikan masalah pembelajaran tersebut, tentunya selain karya ilmiah yang berupa laporan peneltiian dan artikel ilmiah yang bisa situlis dari laporan penelitiannya.
Jadi mungkin kurang tepat jika ada peneliti yang menngagung-agungkan hasil penelitiannya jika yang disoroti hanyalah ketercapaian/ketuntasan indikator keberhasilan dalam PTKnya. Karena, jangan lupa bahwa dalam PTK peneliti harus menekankan pada proses dan tidak pada hasil. Karena penekanan pada proses maka produk PTK seperti yang telah disinggung di atas, maka produk PTK berupa strategi pembelajaran.
Sekali lagi, pembaca boleh tidak sependpat dengan saya, karena perbedaan akan menambah dunia menjadi lebih berwarna....
Selamat berpendapat. Merdeka!

6 komentar:

Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan semua pendapat Bu Eni. Wah,tambah dong saya soal seluk beluk PTK. Meski belum pernah praktik. Soalnya waktu S1 dulu ambil murni, lalu waktu S2 di ITS juga murni. Padahal sebentar lagi mau naik pangkat ke IV/B: kan harus bikin PTK. Thank.

Eni Titikusumawati mengatakan...

sama2 pak Mul, syukur alhamdulillah jika bisa membantu....

Anonim mengatakan...

wah..makasih bu..jadi lebih mantep pengetahuan saya..

DINOSETRO74 mengatakan...

Menurut Cresswell, PTK memang berdiri sendiri krn PTK itu ditujukan utk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas, sedangkan penelitian kualitatif dan kuantitatif tidak hanya mendeskripsikan, membandingkan, membuktikan pengaruh, mencari korelasi, tanpa dituntut utk mendapatkan solusi langsung atas masalah yg diteliti Trims atas ulasannya.

Monika Priastari mengatakan...

Maa shaa allah, terima kasih banyak bu Eni🙏 sangat membantu.menyelesaikan permasalahan di Skripsi saya yang dibuat spaneng dengan Pretest dan Posttest. Semoga ibu Sehat dan Bahagia selalu ya bu, aamiin ya robbal alaamiin🙏

Deni Yatri mengatakan...

Ibu ENI gagah Terimkasih Bu insightful Syekaliiii